Daftar Tes yang Harus Kamu Jalani di Kehamilan Awal
Tes kehamilan adalah salah satu prosedur yang penting dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah bayi cenderung memiliki kelainan atau cacat lahir tertentu. Sebagian besar tes ini tidak invasif. Tes-tes ini biasanya dilakukan selama trimester pertama dan kedua. Berikut beberapa tes yang menjadi prosedur rutin untuk ibu hamil.
Saat Trimester pertama kehamilan
1. ultrasonografi (USG)
USG adalah tes dini yang dilakukan untuk menentukan ukuran dan posisi bayi. Selain itu juga membantu menentukan adanya risiko janin mengalami cacat lahir, dengan mengamati struktur tulang dan organ bayi.
USG nuchal translucency (NT) adalah pengukuran peningkatan atau ketebalan cairan di bagian belakang leher janin pada usia kehamilan 11-14 minggu dengan USG. Bila ada cairan lebih banyak dari biasanya, berarti ada risiko Down syndrome pada bayi yang lebih tinggi.
*Untuk kisaran harga Rp.200-500,000,- tergantung tempat tes dan jenis USG yang dilakukan.
2. Tes Darah Ibu Hamil
Selama trimester pertama, dilakukan dua jenis tes serum darah ibu, yaitu Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Ini merupakan protein dan hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan kromosom.
Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit menular pada bayi, atau disebut dengan tes TORCH. Tes ini merupakan akronim dari lima jenis infeksi menular yaitu toksoplasmosis, penyakit lain (termasuk HIV, sifilis, dan campak), rubella (campak Jerman), sitomegalovirus, dan herpes simplex.
Selain itu, tes darah juga akan digunakan untuk menentukan golongan darah dan Rh (rhesus) Anda, yang menentukan hubungan Rh Anda dengan janin yang sedang tumbuh. Juga mengetahui jumlah trombosit & leukosit apakah dalam batas normal atau tidak.
*untuk harga tes lengkap kisaran Rp.3,000,000,- tergantung tempat tes dilakukan dimana.
3. Tes Urin
tes satu ini juga cukup lengkap, untuk mengetahui pH, glukosa, darah, kristal hingga bakteri yang terdapat di dalam urin. Karena kantung urin adalah kantung yang bersebelahan langsung dengan kantung kehamilan, sehingga tes urin juga termasuk tes yang penting dilakukan ibu pada awal kehamilannya.
*untuk harga tes kisaran Rp.65,000,-
4. Tes Glukosa Sewaktu (tanpa puasa)
Tak hanya berlaku untuk ibu yang mengalami obesitas dan memiliki riwayat penyakit diabetes, pemeriksaan ini juga dilakukan pada ibu dengan berat badan normal dan tidak memiliki riwayat diabetes. Tes cek kadar gula darah juga penting dilakukan ibu hamil. Kenapa? Meski sebelum hamil seorang ibu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, kehamilan mungkin saja membuatnya mengalami hal ini. sewaktu hamil, kadar hormon insulin di tubuh ibu harus dibagi ke tubuh si Kecil. Dengan begini, jumlah insulin yang ada di tubuh ibu berkurang dari biasanya, sehingga mungkin saja jumlah itu tak lagi cukup untuk menetralkan kadar gula darah dalam tubuh. Kondisi inilah yang dinamakan diabetes gestasional
*untuk harga tes kisaran Rp.39,000,-
5. Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan.
Tes ini biasanya merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal. Tes ini dilakukan untuk lebih memastikan adanya kelainan genetik pada janin seperti Down syndrome.
Saat Trimester Kedua Kehamilan
Mirip dengan trimester pertama, ibu akan melakukan USG dan juga tes darah (Apabila saat trimester pertama belum melakukan tes darah). Apabila ada kelainan, tes Amniocentesis akan disarankan oleh dokter.
Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji. Ini berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh bayi. Ada beberapa jenis amniosentesis.
Tes amniosentesis genetik untuk kelainan genetik, misalnya spina bifida. Tes ini biasanya dilakukan setelah minggu ke 15 kehamilan. Tes ini dianjurkan jika:
- Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.
- Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
- Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
- Memiliki riwayat jeluarga dengan kelainan genetik tertentu.
Saat Trimester Ketiga Kehamilan
Skrining Strepococcus Group B
Strepococcus Group B (GBS) adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir. GBS pada wanita sehat sering ditemukan di daerah mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.
GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi wanita terlepas dari sedang hamil atau tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. GBS dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi yang terinfeksi saat lahir. Tes ini dilakukan dengan mengusap vagina dan rektum ibu hamil pada usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu.
Jika hasil skrining GBS positif, Anda akan diberikan antibiotik saat dalam proses persalinan untuk mengurangi risiko bayi terkena infeksi GBS.
**Tips
Saran saya untuk menghemat pengeluaran (terutama calon ibu yang biaya tes kehamilannya tidak di cover asuransi, alias bayar sendiri), lebih baik sebelum mendatangi rumah sakit/laboratorium untuk Tes, ada baiknya menelpon dulu dan pastikan harga tes yang di inginkan. Kemudian calon ibu bisa membandingkan harga mana yang lebih murah?
Selama tinggal di Jakarta, tes di lab jauh lebih murah di banding tes di rumah sakit, kisaran 200-300ribu lebih murah. Namun berbanding terbalik dengan harga yang ada di Bandung, tes di rumah sakit lebih murah di banding di lab . Saat itu tes di lab P****a, sedang mengadakan promo 20%, walaupun sudah di-diskon tetap aja bedanya 200,000 lebih mahal. Lumayan kan buat beli perintilan bayi? hehe.
Jadi untuk para calon ibu di luar sana, pintar pintar cari peluang ya!
Semoga berhasil 🙂